Selasa, 24 Juli 2012
Siraman Kembang Usir Kesialan
Rabu, 11/07/2012 bertempat di auditorium 1 kampus 1, HIMATIKA (Himpunan Mahasiswa Matematika) Walisongo IAIN Walisongo Semarang menggelar acara tasyakuran wisuda VIII. Acara pelepasan calon wisudawan ini dimuali pada pukul 08.30 sampai 11.00. Sebanyak 23 calon wisudawan dan wisudawati menghadiri acara tersebut.
Acara pelepasan diawali dengan hiburan musik rebana oleh Bimbingan Ilmu Tilawah Al-Quran (BITA) walisongo.
Selain itu, terdapat rutual wajib yang selalu dilakukan dalam pelepasan wisuda prodi matematika yakni acara siraman kembang untuk wisudawan. Dengan diiringi musik gamelan, satu per satu wisudawan melakukan prosesi siraman kembang dan pengalungan samir. Ini bertujuan untuk menghilangkan kesialan.
Untuk wisuda tahun ini, sebagai wisudawan terbaik dari TM diraih oleh mahasiswa asal Kendal, Aini Fitriyah angkatan 2008 dengan IPK 3,89.
Musik rebana yang dari awal mengiringi kegiatan tersebut juga menutup acara. Lagu-lagu islami mengakhiri suasana penuh suka cita tersebut.
Hadi Prasetyo, ketua panitia pelepasan wisuda mengungkapkan rasa syukur dapat menjalankan amanah untuk mempersiapkan acara tersebut. Meskipun, tambahnya, persiapan dibilang mepet karena hanya satu minggu, ditambah keterbatasan panitia.
“Kebanyakan pengurus sudah mudik,” katanya.
Regenerasi Pengurus
Sabut (23/6/2012), Himpunan Mahasiswa Metemetika(HIMATIKA) Walisongo melaksanakan Musyawarab Besar (MUBES) V. Acara yang dimulai pukul 09.00 itu diselenggarakan di Auditorium I kampus I.
Menurut Nur Saifi, ketua umum Himatika periode 2011/2012, kegiatan yang diikuti seluruh pengurus Himatika ini merupakan agenda tahunan. Kegiatan tersebut, tambahnya sebagai rapat laporan pertanggung jawaban (LPJ) selama periodenya. Ia juga melaporkan, tidak semua kegiatan dapat terealisasi, namun sudah mencapai 80 persen yang terlaksana.
Selain LPJ, dalam mubes ini jua dibahas tentang Anggaran Dasar(AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) yang digunakan sebagai pedoman bagi Himatika satu tahun kedepan.
Saifi, panggilan karabnya menggungkapkan, terdapat perbedaan Mubes tahun ini dengan Mubes sebelumnya. Jika pada periode terdahulu, ketua umum dipilik melalui mubes, maka tahun ini, tambahnya, pemilihan ketua umum secara demokratis.
“Semua mahasiswa matematika dapat memilih siapa yang menjadi pemimpinnya,” ungkapnya.